Antisipasi DJKA untuk Hadapi Arus Mudik dan Balik

1338 Views

KERETA Api merupakan moda transportasi yang jadi primadona bagi masyarakat saat ini. Terutama karena bermacam fasilitas yang dilakukan Kementerian Perhubungan Indonesia lewat Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).


 


Baik itu untuk rute pendek atau terjauh. Itu mengapa dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat mulai beralih dari menggunakan moda transportasi lainnya, termasuk kendaraaan pribadi ke Kereta Api. Khususnya, dalam momentum sekarang, ketika mayoritas rakyat di Tanah Air hendak melakukan mudik lebaran.


 


Untuk itu, DJKA sudah mengantisipasi membludaknya penumpang yang akan mudik dan juga pada arus balik nanti di setiap stasiun di Tanah Air. Bisa dipahami mengingat itu terkait keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang selama dalam perjalanan.


 


Itu diungkapkan Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono saat buka puasa bersama (bukber) di Hotel Milenium, 30 Juni lalu. Dalam diskusi itu turut dihadiri pejabat DJKA, media, dan perwakilan blogger dari komunitas Tau Dari Blogger (TDB).


 


"Target kami ingin mengulangi pencapaian tahun lalu agar arus mudik dan balik ini zero accident," kata Prasetyo, 57 tahun. "Saat ini, kami fokus pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang Kereta Api selama dalam perjalanan. Kami juga sudah meminimalkan 320 titik longsor dengan antisipasi penuh. Saya berharap, mudik dan balik dengan Kereta Api jadi pengalaman yang mengesankan bagi seluruh penumpang."


 


Apa yang dikatakan peraih S2 University of Leeds di bidang Transportasi ini beralasan. Faktanya, DJKA bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan setiap pemerintah daerah setempat, telah banyak melakukan sinergi. Tujuannya, demi meningkatkan antusiasme masyarakat yang ingin bepergian dengan Kereta Api yang tentu terbebas dari macet. Yang menarik, dalam diskusi yang dimoderasi Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu ini juga tidak berjalan satu arah. Melainkan, mereka turut meminta solusi, saran, pendapat, dan kritik, dari media serta blogger yang merupakan bagian dari masyarakat. Tujuannya, demi pelayanan yang lebih baik untuk rakyat Indonesia secara luas, tidak hanya di Jawa saja, melainkan juga hingga Papua.


 


Kebetulan, saya jadi saksi transformasi positif DJKA dalam lingkup Jabodetabek dengan dibangunnya berbagai fasilitas yang memanjakan penumpang. Itu terjadi pada 7 Mei lalu saat peresmian tiga stasiun baru, yaitu Stasiun Palmerah, Parung Panjang, dan Maja, bersama beberapa rekan blogger yang turut didampingi Joice.


 


Hal tersebut diungkapkan Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Risal Waisal, kepada saya dan Mohamad Sobari (salah satu pendiri TDB) menjelang acara dimulai. Menurutnya, saat ini, blogger sudah memiliki peran signifikan yang bersanding dengan media untuk memberi informasi luas kepada masyarakat. Terutama menyangkut perkeretaapian yang saat ini memang sedang digenjot secara maksimal keberadaannya di pulau besar Indonesia lainnya seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.


 


"Mengenai trans-Papua, groundbreaking tahun depan setelah rencana pada semester II 2016 ini tertunda. Untuk merealisasikan pembangunan rel Kereta Api yang baru di Papua, kami masih mempelajari beberapa kriteria yang meliputi aspek ekonomis dan teknis. Termasuk, mengenai lengkungan kelandaian serta keberadaan calon penumpang di berbagai kabupaten dan kota," Prasetyo menjelaskan proyek rute Sorong-Manokwari sepanjang 390 km yang dicetuskan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2015.


 


Selain Prasetyo dan Risal, dalam diskusi tersebut turut menghadirkan Popik Montanasyah yang menjabat sebagai Sekretaris Dirjen Perkeretaapian dan Marsono Yugihartiman (Direktur Sarana Perekeretaapian). Dalam kesempatan itu, keempatnya berbagi ide dan solusi kepada kami untuk inovasi selanjutnya dari Kereta Api.


 


Termasuk, mengenai rencana Kereta Api Ekspres Line Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sepanjang 34 km yang ditanyakan Sobari. Rutenya dimulai dari Halim-Tebet-Manggarai-Banjir Kanal Barat-Pluit hingga bandara.


 


"Kemenhub sudah memberi usulan untuk kepada Seskab (Sekretaris Kabinet) agar diterbitkan Perpres (Peraturan Presiden). Kontraktornya PT PP dari BUMN. Saat ini masih proses pembebasan tanahnya yang kami harap bisa segera beroperasi pertengahan 2017," tutur Prasetyo menutup sesi pertama diskusi karena azan magrib sudah berkumandang yang dilanjutkan setelah berbuka puasa. Foto dan Artikel selengkapnya

 

Comments

Signin Signup