Di sebuah desa kecil bernama Namo Mira, kecamatan Kota Limbaru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Desa tersebut masih menggunakan lampu teplok sebagai sumber cahaya. Kegiatan sosial pun hanya terbatas sampai jam 5 sore. Selebihnya, mereka memilih untuk berdiam diri di rumah sembari merenungkan nasib. Tak banyak kegiatan malam di desa Namo Mira. Para Ibu juga mengaku merasa kesusahan ketika memasak makanan di dapur, karena mereka hanya mengandalkan lampu teplok yang tidak cukup terang. Sehingga masakan pun seringkali gosong. Asap yang dikeluarkan oleh lampu teplok pun menimbulkan rasa perih di mata, sehingga anak-anak yang sedang belajar di malam hari, seringkali mengeluarkan air mata akibat perihnya asap dari lampu teplok tersebut.
Baca selengkapnya di https://diaryaida888.blogspot.com/2018/11/signify-gelontorkan-donasi-rp5-miliar.html?m=1